Pemeriksaan Antropometri: Panduan Lengkap untuk Menilai Status Gizi & Kesehatan Tubuh
Pemeriksaan antropometri: teknik mengukur tubuh untuk menilai status gizi, pertumbuhan anak, hingga risiko penyakit. Simpan panduan lengkapnya!
LIFESTYLE
Duet Doctors
4/25/20247 min read

Pemeriksaan Antropometri: Panduan Lengkap untuk Menilai Status Gizi & Kesehatan Tubuh
Apakah Anda tahu bahwa ukuran dan komposisi tubuh bisa mengungkap banyak hal tentang kesehatan Anda? Pemeriksaan antropometri adalah metode sederhana, non-invasif, dan sangat penting untuk mengevaluasi status gizi, pertumbuhan anak, hingga risiko penyakit seperti obesitas dan diabetes.
Yuk, simak panduan lengkap tentang apa itu antropometri, siapa yang perlu melakukannya, serta bagaimana cara pengukurannya dengan benar!
Apa Itu Pemeriksaan Antropometri?
Pemeriksaan antropometri adalah prosedur medis yang mengukur ukuran dan komposisi tubuh untuk menilai:
✅ Status gizi (kekurangan/gizi buruk, kelebihan berat badan, obesitas).
✅ Pola pertumbuhan anak (stunting, wasting).
✅ Risiko penyakit (diabetes, jantung, hipertensi).
✅ Kebugaran atlet dan komposisi otot-lemak.
Siapa yang Perlu Pemeriksaan Antropometri?
Metode ini aman, tanpa jarum, dan bisa dilakukan pada semua usia—mulai dari bayi, ibu hamil, hingga lansia.
Berikut kelompok yang sangat disarankan untuk pemeriksaan ini:
👶 Bayi & anak-anak → Pantau pertumbuhan (cegah stunting!)
🤰 Ibu hamil → Pastikan kecukupan gizi untuk janin
🏋️♂️ Atlet & fitness enthusiast → Optimalkan performa fisik
⚖️ Penderita obesitas → Pantau progres diet & olahraga
👵 Lansia → Deteksi risiko malnutrisi atau sarcopenia (hilangnya massa otot)
6 Hal yang Diukur dalam Antropometri (+ Cara Akurat!)
1. Tinggi Badan / Panjang Badan
Anak <2 tahun: Gunakan infantometer (posisi tidur).
Bayi diletakkan di atas infantometer dengan posisi kepala menempel pada head board atau bagian kepala dan tumit menempel ke foot board atau bagian kaki.
2. Berat Badan
Mengukur berat badan adalah hal yang penting salah satunya untuk menilai status kesehatan Anda. Terutama bagi orang yang merencanakan penurunan berat badan, mempertahankan berat bada normal, atau yang akan meningkatkan masa otot. Penggunaan timbngan yang kurang tepat akan menghasilkan angka yang kurang akurat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengukur berat badan adalah:
Pengukuran berat badan, idealnya dilakukan dalam waktu yang sama setiap harinya. Paling tepat adalah di waktu pagi hari setelah buang air besar
Gunakan pakaian seminimal mungkin. Karena pakaian akan membuat penambahan berat badan sebenarnya. Bila memungkinkan pengukuran berat badan dilakukan tanpa berpakaian setelah mandi.
Ukur kalibrasi alat timbangan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menimbang dumbbell. Sesuaikan angka di timbangan dengan berat dumbbell. Misal berat dumbbell 2 kg, dan alat timbangan menunjukkan 3 kg, maka alat timbangan anda memiliki selisih 1 kg lebih berat. Maka bila angka angka yang muncul tidak sesuai dengan berat dumbell, timbangan harus di atur ulang.
Timbangan harus diletakkan di alas yang datar. Misalkan tidak boleh diletakkan di atas karpet atau keset.
Setelah alat siap. Mintalah subjek untuk melepaskan alas kaki (sepatu dan kaos kaki), asesoris yang digunakan (jam, cincin, gelang kalung, kacamata, dan lain-lain yang memiliki berat maupun barang yang terbuat dari logam lainnya) dan pakaian luar seperti jaket. Saat menimbang sebaikya subjek menggunakan pakaian seringan mungkin untuk mengurangi bias/error saat pengukuran.
Setelah itu mintalah subjek untuk naik ke atas timbangan, kemudian berdiri tegak pada bagian tengah timbangan dengan pandangan lurus ke depan.
Pastikan pula subjek dalam keadaan rileks/tidak bergerak-gerak.
Catat hasil pengukuran dalam satuan kilogram (Kg).
3. Lingkar Tubuh
Pengukuran lingkar tubuh merupakan komponen penting dalam pemeriksaan antropometri yang mencakup beberapa area kunci yaitu lengan, kepala, perut (pinggang), pinggul, dan paha. Dari berbagai pengukuran ini, rasio lingkar pinggang-pinggul (Waist-to-Hip Ratio/WHR) menjadi parameter paling krusial untuk mengevaluasi distribusi lemak tubuh.
Mengapa WHR Penting?
Rasio ini memberikan gambaran akurat tentang penumpukan lemak visceral di area perut. WHR yang tinggi (lingkar pinggang > lingkar pinggul) mengindikasikan obesitas sentral yang erat kaitannya dengan peningkatan risiko:Diabetes melitus tipe 2
Penyakit kardiovaskular
Hipertensi
Sindrom metabolik
Rumus dan Parameter WHR:
WHR = Lingkar Pinggang (cm) ÷ Lingkar Pinggul (cm)
Rasio lingkar pinggang-pinggul (WHR) yang diperoleh dari pembagian lingkar pinggang dengan pinggul memiliki batas normal ≤0,90 untuk pria dan ≤0,80 untuk wanita. Nilai yang melebihi angka tersebut menandakan obesitas sentral.
sil di atas normal
Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) merupakan salah satu komponen kunci dalam pemeriksaan antropometri yang terutama bermanfaat untuk menilai status gizi pada tiga kelompok utama:
Bayi dan balita (6-59 bulan)
Ibu hamil
Wanita usia subur (15-49 tahun)
Makna Klinis Pengukuran LiLA:
Pengukuran ini memberikan informasi berharga tentang:Cadangan protein dan energi tubuh
Status jaringan otot dan lemak subkutan
Risiko malnutrisi atau gizi buruk
Standar Normal LiLA Menurut Kemenkes:
Untuk Ibu Hamil & Wanita Usia Subur:
Normal: ≥ 23.5 cm
Risiko KEK (Kekurangan Energi Kronik): < 23.5 cm
Dampak KEK pada kehamilan:Meningkatkan risiko BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Potensi gangguan perkembangan janin
Untuk Balita (6-59 bulan):
LiLA <11,5cm: Gizi buruk.
LiLA 11,5–12,4 cm: Gizi kurang.
LiLA ≥ 12,5cm: Gizi baik.
Teknik Pengukuran yang Akurat:
Persiapan:
Gunakan pita LiLA khusus (tidak elastis)
Pastikan lengan dalam keadaan rileks
Langkah pengukuran:
Tentukan lengan yang akan diukur (biasanya lengan kiri)
Tekuk lengan membentuk sudut 90°
Temukan titik tengah antara bahu (akromion) dan siku (olekranon)
Lingkarkan pita pada titik tengah tersebut
Pastikan pita tidak terlalu kencang atau longgar
Baca hasil saat pita tepat menempel pada kulit
Tips penting:
Lakukan pengukuran 2-3 kali untuk memastikan konsistensi
Catat hasil dengan satuan centimeter (cm)
Untuk balita, lakukan pengukuran dalam posisi tidur
Interpretasi Hasil:
Nilai LiLA yang rendah menunjukkan:
Kekurangan asupan protein-energi
Risiko gangguan pertumbuhan
Penurunan massa otot
Nilai LiLA yang normal/baik menunjukkan:
Kecukupan gizi
Cadangan energi yang memadai
Pertumbuhan yang optimal
Aplikasi Klinis:
Deteksi dini malnutrisi
Pemantauan program perbaikan gizi
Evaluasi keberhasilan intervensi nutrisi
Skrining risiko kesehatan maternal dan neonatal
Keterbatasan Pengukuran:
Tidak dapat membedakan komposisi otot dan lemak
Hasil bisa bervariasi tergantung teknik pengukuran
Perlu dikombinasikan dengan parameter antropometri lain untuk penilaian yang komprehensif
5.Pengukuran Tinggi Lutut
Pengukuran tinggi lutut menjadi alternatif penting bagi pasien yang tidak bisa berdiri tegak, seperti lansia, penderita gangguan tulang belakang, atau mereka yang sedang terbaring sakit. Metode ini mengestimasi tinggi badan dengan mengukur panjang dari bawah lutut hingga tumit saat pasien duduk dengan posisi pergelangan kaki dan lutut membentuk sudut 90 derajat. Hasil pengukuran kemudian dikonversi menggunakan rumus khusus untuk memperkirakan tinggi badan aktual, memberikan data yang cukup akurat untuk kebutuhan klinis seperti penilaian status gizi atau dosis obat.
Teknik ini sangat bermanfaat dalam situasi dimana pengukuran tinggi badan konvensional tidak memungkinkan. Selain praktis, pengukuran tinggi lutut juga minim risiko karena tidak memerlukan pasien untuk bergerak terlalu banyak. Tenaga kesehatan hanya perlu memastikan posisi duduk pasien benar dan menggunakan alat pengukur yang presisi. Hasilnya dapat menjadi dasar penting untuk menghitung indeks massa tubuh (IMT) dan mengevaluasi risiko malnutrisi, terutama pada populasi lansia dan pasien dengan mobilitas terbatas.
Pengukuran ketebalan lipatan kulit menggunakan kaliper (skin-fold calipers) merupakan metode antropometri yang memberikan gambaran komprehensif tentang distribusi lemak tubuh. Dengan mengukur ketebalan jaringan lemak subkutan di berbagai area strategis seperti trisep, bisep, dada, perut, iliac crest, dan subscapular, tenaga kesehatan dapat memperkirakan persentase lemak tubuh total dan mengidentifikasi potensi risiko kesehatan. Pengukuran ini sangat berharga karena mampu membedakan antara lemak subkutan (di bawah kulit) dan lemak visceral (di rongga perut) yang memiliki implikasi kesehatan berbeda.
Implikasi Klinis Hasil Pengukuran:
Ketebalan lipatan kulit yang melebihi normal berkorelasi dengan peningkatan risiko berbagai penyakit degeneratif, termasuk hipertensi, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, hingga gangguan muskuloskeletal. Sebaliknya, ketebalan yang terlalu rendah dapat mengindikasikan defisiensi nutrisi atau gangguan metabolik. Pengukuran ini menjadi bagian penting dalam penilaian status gizi atlet, pemantauan program diet, maupun evaluasi kesehatan populasi umum, memberikan data objektif untuk intervensi kesehatan yang lebih tepat sasaran.


















Dewasa & anak >2 tahun menggunakan microtoise (berdiri tegak).
Pilih bidang vertikal yang datar (misalnya tembok/ bidang pengukuran lainnya) sebagai tempat untuk meletakkan.
Pasang Microtoise pada bidang tersebut dengan kuat dengan cara meletakkannya di dasarnlantai), kemudian tarik ujung meteran hingga 2 meter ke atas secara vertikal / lurus hingga Microtoise menunjukkan angka nol.
Pasang penguat seperti paku dan lakban pada ujung Microtoise agar posisi alat tidak bergeser (hanya berlaku pada Microtoise portable).
Mintalah subjek yang akan diukur untuk melepaskan alas kaki (sepatu dan kaos kaki) dan melonggarkan ikatan rambut (bila ada).
Persilahkan subjek untuk berdiri tepat di bawah Microtoise.
Pastikan subjek berdiri tegap, pandangan lurus ke depan, kedua lengan berada di samping, posisi lutut tegak/tidak menekuk, dan telapak tangan menghadap ke paha (posisi siap).
Setelah itu pastikan pula kepala, punggung, bokong, betis dan tumit menempel pada bidang vertikal/tembok/dinding dan subjek dalam keadaan rileks.
Turunkan Microtoise hingga mengenai/menyentuh rambut subjek namun tidak terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi Microtoise tegak lurus.
Catat hasil pengukuran.
Dewasa & anak >2 tahun menggunakan stadiometer (berdiri tegak).
Letakkan Stadiometer di atas lantai yang rata dan keras.
Pastikan alat tegak lurus dengan lantai dan tidak miring. Hindari penggunaan di atas karpet tebal atau permukaan tidak stabil.Pastikan batang vertikal stadiometer terpasang kuat dan tidak goyah. Bila menggunakan stadiometer portable, pastikan semua bagian sudah terkunci dengan baik.
Geser kepala pengukur (headpiece) ke posisi paling atas sebelum subjek berdiri. Ini untuk memudahkan saat akan menurunkannya ke kepala subjek.
Minta subjek melepas alas kaki dan aksesori di kepala. Sepatu, kaos kaki, jepit rambut, dan ikatan rambut sebaiknya dilepas untuk hasil yang akurat.
Persilakan subjek berdiri tegak menghadap ke arah alat, punggung menempel pada tiang stadiometer. Kepala, bahu, bokong, betis, dan tumit sebaiknya menempel pada tiang jika memungkinkan.
Posisi tubuh subjek saat pengukuran:
Pandangan lurus ke depan (posisi Frankfurt Plane)
Tangan di samping tubuh
Lutut tidak menekuk
Tubuh rileks namun tetap tegakSetelah itu pastikan pula kepala, punggung, bokong, betis dan tumit menempel pada bidang vertikal/tembok/dinding dan subjek dalam keadaan rileks.
Turunkan headpiece perlahan hingga menyentuh bagian atas kepala subjek. Headpiece harus lurus dan tidak menekan terlalu kuat ke kepala atau rambut.
Pastikan sudut pengukuran tegak lurus dan posisi alat stabil. Bila perlu, periksa kembali apakah subjek dalam posisi yang benar.
Catat hasil tinggi badan yang ditunjukkan oleh alat.
Hasil pengukuran dapat dibulatkan ke satuan 0,1 cm untuk presisi yang lebih tinggi.
1. Lingkar Perut/Pinggang
Posisi: Berdiri tegak, kaki selebar bahu
Alat: Pita meteran non-elastis
Titik ukur:
Pertengahan antara tulang rusuk terbawah dan tulang pinggul (setinggi pusar)
Pastikan pita lurus horizontal dan tidak menekan kulit
Cara:
Buang napas normal
Lingkarkan pita tanpa menekan
Catat hasil dalam cm
Ulangi 3x untuk hasil konsisten
2. Lingkar Pinggul
Posisi: Berdiri tegak rileks
Titik ukur: Bagian terlebar bokong (atas trokanter femur)
Pastikan:
Pita sejajar lantai
Tidak terlalu kencang
Diukur saat ekspirasi normal
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari:
Posisi pita miring/tidak horizontal
Pengukuran di atas pakaian tebal
Menahan napas saat pengukuran
Tekanan pita terlalu kencang
Posisi tubuh tidak tegak
Tips Tambahan:
Lakukan pengukuran pagi hari sebelum makan
Gunakan pita yang sama untuk konsistensi
Dokumentasikan hasil untuk memantau progres
Konsultasikan dengan dokter/nutrisi jika hasil di atas normal
4. Lingkar Lengan Atas (LiLA)
6.Pengukuran Tebal Lipatan Kulit
duetdoctors.my.id
Satu Langkah Kecil Hari ini, Menuju Hidup Sehat dan Bahagia
© 2025. All rights reserved.